Rabu, 04 Januari 2012

Perkawinan Adat Jawa


 Perkawinan Adat Jawa Pada Masyarakat Desa Tanjungmaja, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal

Oleh: Muh Taufiq
Pendahuluan
Perkawinan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu perkawinan dibuat dengan  tidak main-main. Pada beberapa kebudayaan di Indonesia maupun di dunia, perkawinan dibuat dengan bentuk yang sangat rumit. Banyak bentuk upacara-upacara dikembangkan untuk melaksanakan perkawinan agar tercipta suasana yang khusus dan special.
Tak terkecuali pada masyarakat Jawa sendiri. Suku bangsa Jawa dikenal sebagai salah satu suku yang memiliki budaya yang sangat tinggi pun memiliki beberapa pranata yang berkaitan dengan perkawinan. Perkawinan bagi orang Jawa merupakan sesuatu yang sacral sehingga pelaksanaan perkawinan penuh dengan ritual-ritual yang apabila kita telaah memiliki banyak makna yang juga dapat ditafsirkan sebagai suatu perwujudan doa agar kedua mempelai selalu mendapat hal-hal yang terbaik dalam bahtera rumah tangganya.
Masyarakat desa Tanjungmaja yang berada pada daerah kabupaten Kendal provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu bentuk masyarakat Jawa yang menurut beberapa ahli merupakan bentuk masyarakat Jawa yang menganut budaya pesisiran. Sebab memang secara geografis desa Tanjungmaja ini berada pada daerah pantai memanjang dari selatan ke utara. Mengingat bahwa kebudayaan yang menjadi ciri khas adalah budaya pesisiran maka tentu saja ritual-ritual perkawinan yang ada pada masyarakat ini berbeda dengan masyarakat yang ada pada negarigung yaitu masyarakat Jawa yang tinggal di daerah sekitar keraton Kasunan Surakarta maupun kasultanan Yogyakarta. Perbedaan itu dapat berupa perbedaan urutan pelaksanaan upacara, nama upacara yang dilaksanakan atau bahkan ada beberapa upacara yang ada di negarigung tidak ada di daerah pesisir. Hal ini terjadi mungkin karena daerah pesisir berada jauh dari pusat pemerintahan keraton pada waktu dulu sehingga pengaruh budaya keraton mulai memudar seiring berkurangnya hegemoni keraton Jawa kepada seluruh masyarakat Jawa. Atau juga karena pengaruh dari agama Islam yang begitu kental pada daerah ini. Sebagaimana kita tahu bahwa pengaruh Islam sangat kuat pada daerah pesisiran daripada di daerah pusat kekuasaan seperti keraton.
Rangkaian Upacara Perkawinan
Berikut ini penulis akan menuliskan proses pernikahan mulai dari awal sampai akhir.
  1. Nglamar / Nakokake
Nglamar merupakan prosesi peminangan secara resmi dari pihak keluarga laki-laki kepada pihak keluarga perempuan. Pada tahap ini calon mempelai laki-laki tidak hadir. Hanya bapak atau ibu dari pihak laki-laki bertemu dengan orang tua si gadis. Isi dari pertemuan ini adalah meminta persetujuan kepada orang tua si gadis apakah diperbolehkan apabila si gadis akan diambil menantu oleh mereka. Apabila diperbolehkan maka acara akan berlanjut.
  1. Bundelan
Kelanjutan dari prosesi nakokake adalah bundelan. Yaitu prosesi kunjungan rombongan keluarga pihak laki-laki kepada pihak perempuan di kediaman perempuan. Biasanya rombongan ini berjumlah kurang lebih 20 orang. Calon mempelai laki-laki tidak mengikuti prosesi ini. Calon mempelai laki-laki tetap berada di rumah orang tuanya. Biasanya acara ini diadakan pada malam hari. Acara ini diikuti oleh selamatan dan pengajian yang dihadiri oleh kyai setempat yang biasanya sangat dihormati. Acara dimulai setelah solat Isya. Beberapa perangkat yang harus dibawa oleh pihak laki-laki adalah :
a)      Ketan Salak
Ketan adalah nasi ketan sedangkan salak adalah wajik (jadi bukan wujud buah salak tapi wajik yang warnanya memang seperti kulit buah salak) Kedua makanan ini merupakan makanan yang harus ada dalam prosesi bundelan dan dimasukkan dalam wadah tenong yaitu semacam tempat khusus yang dibuat dari bambu. Sepintas ketan salak ini berwarna merah putih. Hal ini melambangkan persatuan antara pihak laki-laki (putih/ketan) dengan pihak perempuan (merah/salak). Diharapkan persatuan ini akan menjadi sesuatu yang abadi dan tidak akan terpisah untuk selamanya.
b)      Cincin kawin
Harga cincin ini sesuai dengan kemampuan dari pihak laki-laki. Cincin merupakan pertanda ikatan dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan.
c)      Golong
Golong merupakan nasi beserta lauk pauk yang di bungkus dengan daun pisang. Jumlah yang harus ada minimal adalah tujuh buah. Nantinya nasi ini akan dibagikan kepada warga yang hadir dalam selamatan setelah acara selesai.
d)     Salin
Salin berisi pakaian-pakaian yang diberikan dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Hal ini mempunyai makna bahwa laki-laki memiliki tanggung jawab untuk memberi nafkah sandang kepada calon istrinya. Biasanya berisi kain jarik, bahan pakaian serta satu stel baju perempuan.
e)      Juwadah Pasar
Juwadah pasar berisi berbagai macam makanan seperti : buah-buahan, krecek, kembang goyang (semacam krupuk yang rasanya manis), nagasari, wajik, jenang, poci, bis toban, lemeng, dll.
  1. Ngajak Mantu
Ngajak mantu merupakan pertemuan antara pihak laki-laki dengan pihak perempuan (bapak ibu atau orang yang dianggap tua, kedua mempelai tidak diikutkan dalam prosesi ini) tentang penetapan hari dan tanggal dilaksanakannya ijab Kabul.
  1. Selapanan
Selapanan merupakan prosesi selamatan yang dilaksanakan selapan (40 hari) sebelum hari-H. Kegiatan ini dilaksanakan di masing-masing keluarga mempelai. Baik pihak laki-laki maupun pihak perempuan. Inti dari selamatan ini adalah meminta keselamatan kepada Tuhan agar kegiatan pernikahan itu akan berjalan dengan lancar tanpa halangan suatu apapun. Selamatan ini dihadiri oleh tetangga sekitar rumah kedua mempelai di rumah masing-masing.
  1. Ulem-ulem
Ulem-ulem dilaksanakan seminggu sebelum hari-H. Isinya adalah selamatan di rumah kedua mempelai. Kemudian setelah selamatan selesai para pemuda dikumpulkan untuk dapat membagikan surat undangan. Sebelum dibagi surat undangan para pemuda itu disuguhi makanan yang isinya nasi dengan lauk iwak teri (ikan teri) dan kengseng tawon (rumah tawon). Makna dari ini adalah agar nantinya orang yang datang akan banyak seperti berkumpulnya ikan teri dan berkumpulnya tawon pada rumahnya. Tanggal pernikahan ini pada pihak perempuan lebih dulu daripada pihak laki-laki. Karena acara besar perkawinan akan dilaksanakan di rumah mempelai wanita.
  1. Sasrahan
Sasrahan adalah acara yang penting. Sebab pada prosesi ini akan diucapkannya ijab Kabul. Acara ini berlangsung pada malam hari (biasanya setelah isya) dengan format selamatan dan pengajian. Pihak keluarga laki-laki dan mempelai pria datang ke rumah keluarga mempelai wanita dengan disambut oleh iringan musik rebana. Pihak laki-laki membawa : mas kawin (uang, seperangkat alat solat, pakaian wanita, tapih nini atau kain untuk pakaian orang tua), mendha atau kambing serta jajan pasar. Setelah ijab Kabul selesai kemudian kedua pengantin dipertemukan. Prosesi selanjutnya adalah ritual ngirim dowo (selamatan lagi pada kedua belah pihak)
  1. Resepsi Pernikahan / Mantu
Resepsi ini adalah suatu acara dimana kedua mempelai menjamu para tamu dan mereka mendapat ucapan selamat dari para tamu. Acara inilah yang biasanya terlihat besar. Kadang bagi yang mampu ada yang menghadirkan hiburan organ tunggal atau dang-dutan. Sesajen yang ada pada meja penganti adalah : krecek dawa, gedang ijo, gedang kuning, kembang setaman, kembang jambe, bola dom (benang dan jarum), sisir, silet, kain mori. Inti dari saji adalah supaya selamat semuanya.
  1. Iring-iring
Acara ini dilaksanakan tepat satu hari setelah acara di pihak perempuan. Rombongan pengantin datang ke pihak keluarga laki-laki untuk melaksanakan mantu yang ke dua. Sebelumnya ada ritual dimana pengantin laki-laki menyapu arena rumah mempelai perempuan kemudian pengantin perempuan nadhahi sampah yang disapu pengantin laki-laki. Hal ini bermakna bahwa kedua belah pihak telah siap untuk bekerja sama mengarungi kehidupan bersama. Malamnya diadakan acara selamatan dan pengajian.
  1. Luwaran
Luwaran adalah acara selamatan yang dilaksanakan pada pagi hari setelah acara iring-iring. Hal ini merupakan wujud syukur pada Tuhan bahwa acara telah dilaksanakan dengan  lancar dan tiada hambatan.
  1. Selapanan
Selapanan yang kedua ini dilaksanakan selapan atau 40 hari setelah hari-H. isinya adalah selamatan serta merupakan tanda secara resmi bahwa rangkaian upacara perkawinan telah selesai. Dilaksanakan pada waktu malam biasanya setelah isya. Setelah prosesi selesai warga yang diundang diberi berkat yaitu nasi beserta lauk pauknya yang dimasukkan dalam besek.
Penutup
Kalau kita perhatikan maka kita temui banyak sekali acara selamatan pada prosesi perkawinan warga desa Tanjungmaja. Hal itu tidak mengherankan karena warga Tanjungmaja sendiri merupakan warga yang religius. Kehadiran Tuhan agar segalanya selamat sangat dibutuhkan oleh warga masyarakat. Maka setiap ada acara besar selamatan dengan mengundang kyai kemudian berdoa bersama merupakan sarana yang efektif. Sekaligus sebagai media perekat antar warga, karena pada acara itu biasanya semua warga sekitar berkumpul dan bercengkerama. Bahkan pada pertemuan informal itu bisa sampai menjurus pada masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan bersama. Seperti masalah pertanian ataupun kondisi bangsa dan Negara. Jenis masyarakat paguyuban begitu terasa sekali pada segala irama masyarakat desa Tanjungmaja.
Sumber Informasi
Wawancara dengan keluarga Bp. Subiyanto-Ibu. Apiyah di Desa Tanjungmaja, Rt. 03/Rw. 06 Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal pada tanggal 6 April 2007.


0 komentar:

Posting Komentar

 
;