Senin, 05 Desember 2011

MAKALAH BIMBINGAN UNTUK ANAK BODOH

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Setiap anak memiliki kemampuan atau kelebihan yang berbeda-beda, begitu pula dengan kekurangan atau ketidak mampuannya. Dari berbagai kekurangan atau ketidak mampuan yang menjadi masalah bagi siswa salah satunya adalah anak bodoh.
Jangankan anak berbakat atau berpotensi, anak bodohpun membutuhkan atau lebih membutuhkan seseorang yang dapat memahami serta menghargai kekurangan dan ketidak mampuannya, atau orang yang mampu memecahkan masalahnya itu.
Karena sifat dasar anak berbeda-beda, baik tempramennya, gaya, sikap maupun emosinya. Begitu juga dengan anak bodoh akan berbeda dengan anak normal lainnya dan begitu jelas. Cara berpikir anak bodoh berbeda dengan cara berpikir anak normal pada umumnya. Karena adanya keterlambatan dalam berpikir atau menerima materi/stimulus/rangsangan dari orang lain, khususnya saat belajar.
Kita menyadari bahwa kurang adanya perhatian terhadap kebutuhan anak yang memiliki masalah (anak bodoh) dalam cara berpikir atau merealisasikan sesuatu dan kesempatan. Kesempatan yang sepadan dan selaras dengan kebutuhan atau ketidak mampuan mereka.
Dengan itu, Guru sebagai pendidik dan pembimbing sekaligus orang tua mereka disekolah, harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada peserta didik  yang mempunyai kelemahan atau ketidak mampuan dalam berpikir (anak bodoh), dan bagai mana cara untuk mengetahui anak tersebut.
Untuk itu disini akan dibahas tentang cara mengetahui anak bodoh dan cara membimbingnya




.
  1. Perumusan Masalah
Pada rumusan masalah, penulisan fokuskan pada kelemahan dan ketidak mampuan anak dalam berpikir atau dalam menerima pelajaran (anak bodoh).
Adapun fokus permasalahannya adalah sebagai berikut:
1)      Pengertian anak bodoh?
2)      Bagaimana cara mengetahui anak bodoh tersebut?
3)      Bagaimana cara mengetahui siswa sebelum dan sesudah diadakannya bimbingan?
4)      Bagaimana mengetahui kendala-kendala yang dihadapi saat proses bimbingan itu berlangsung?
5)       Usaha apa saja untuk mengatasi kendala tersebut?
6)      Bagaimana hasil setelah siswa diberi bimbingan?

















BAB II
ISI

  1. Pengertian Anak Bodoh
Secara umum anak bodoh dapat diartikan anak yang mempunyai masalah kelemahan atau kekurangan dalam hal berpikir atau menerima materi atau intelegensinya kurang.
Selain itu, pada umumnya anak bodoh dapat diartikan salah satu dari beberapa jenis tuna cakap belajar, yang lebih cenderung kepada ketidak berfungsian minimal otak untuk berpikir atau menerima materi, stimulus, rangsangan.
 Menunjukan tingkat intelegensinya biasanya dibawah rata-rata, dan lebih cenderung masa bodoh atau diam. Hasil tesnyapun hampir selalu dibawah rata-rata dan bawaannya tidak bersemangat.

  1. Karakteritik Anak Bodoh
Setiap anak atau siswa memiliki sifat dan perilaku yang berbeda-beda, adapun karakteristik anak bodoh antara lain:
1)      Memiliki kelemahan dalam berpikir dan menerima materi atau stimulus yang diberikan oleh guru.
2)      Intelegensinya dibawah rata-rata.
3)      Tidak menunjukan peningkatan prestasi.
4)      Lebih cenderung menyendiri, cuek dan pemalu.
5)      Jika dihadapkan dengan sebuah pertanyaan atau soal cenderung tidak bisa menjawab atau lambat.
6)      Tidur didalam kelas.
7)      Tidak aktif.
8)      Nyontek pekerjaan teman.
9)      Tidak naik kelas.
Mungkin masih banyak lagi karakteristik yang ada pada diri siswa/anak yang dikatakan bodoh.

  1. Faktor-faktor anak mengalami atau mempunyai kelemahan/ketidak mampuan dalam berpikir, menerima materi, stimulis dan rangsangannya (anak bodoh) antara lain:
a.       Faktor Internal (dalam diri anak)
a)    Minimal Brain Dysfunction (ketidak berfungsian minimal otak) yang bisa termanifestasi dalam berbagai kondisi kesulitan seperti: persepsi, konseptualisasi, bahasa memori, pengendalian perhatian impils (dorongan) atau fungsi motorik.
b)      Kelemahan perseptual
c)      Males belajar
d)     Kelemahan dalam membaca (dyslexia)
e)      Bawaan
b.      Faktor Ekstern (dari luar diri anak)
a)      Faktor keluarga (keturunan)
b)      Lingkungan
c)      Beban pikiran karena masalah dengan keluarga
d)     Tidak adanya atau kurangnya perhatian dari orang tua juga keluarga
e)      Tidak adanya bimbingan atau pengarahan.

  1. Pengaruh ketidak mampuan atau kelemahan dalam menerima materi, stimulus/rangsangan bagi anak yang bersangkutan (anak bodoh) dan temannya.
1.      Pengaruh bagi dirinya sendiri
a)      Menjadi suatu masalah atas kelemahannya
b)      Menjadi penghambat dalam meraih prestasi
c)      Menjadikan kurang percaya diri dan tidak bersemangat
d)     minder dan suka menyendiri
e)      Bahan ejekan teman
f)       Membuat anak jadi merasa bodoh dan makin tidak terkontrol emosinya
g)      Mudah terpengaruh dengan hal-hal yang negatif
h)      Dimarahi, diomel orang tua
i)        Menambah beban teman sekelompoknya
2.      Pengaruh bagi teman-temannya
a)      Menjadi kendala saat kerja kelompok
b)      Menimbulkan rasa kasihan
c)      Bahan cemoohan atau ledekan
d)     Mengurangi saingan dalam berprestasi
e)      Mempengaruhi dalam suasana belajar mengajar

  1. Langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang dihadapi anak yang mengalami kelemahan atau ketidak mampuan dalam menerima materi, stimulus dan rangsangan (anak bodoh) antara lain:
1.                  Memberikan perhatian dan kesempatan-kesempatan yang sepadan, selaras sesuai dengan kebutuhannya.
2.                  Khususnya bagi orang tua, terimalah kelemahan yang dimiliki anak dengan kesabaran, tanggung jawab untuk membimbingnya.
3.                  Maafkan dan jangan dimaki, berilah motivasi atau dorongan sebagai pemacu semangat mereka.
4.                  Jangan sekali-kali memberi anak cap bodoh karena itu akan menjadi beban baginya. Seperti yang dilakukan oleh Ibundanya Albert Einstein, karena kita semua tahu bahwa saat Einstein masih duduk dibangku SD. Einstein dicap bodoh dan dikeluarkan dari sekolah karena selalu tidak naik kelas. Meskipun begitu, Ibunya selalu memberikan semangat untuk menjadi lebih baik. Dan akhirnya dengan keseriusan dan ketekunan Einstein menjadi seorang Ilmuan Besar dan menakjubkan.
5.                                             Selalu berprasangka baik terhadap anak.
6.                                             Dekatilah dan menjadi teman curhat setia bagi mereka.
7.                                             Pergunakanlah Metode Bimbingan yang sesuai dengan kebutuhannya.

F.    Jenis Bimbingan
Adapun beberapa fungsi bimbingan di SD, antara lain:
a.    Penyuluhan (distributive)
b.    Pengadaptasian (adaptive)
c.    Penyesuaian (adjustive)
Jenis dan layanan bimbingan berupa bantuan-bantuan diantaranya:
a.    Pemberian informasi sebagai orientasi
b.    Bantuan untuk menyesuaikan diri
c.    Penyuluhan tentang perkembangan individu.
G.    Teknik Bimbingan
Betapapun pentingnya bimbingan harus diberikan kepada siswa tertentu, karena tugas utama seorang guru harus berpase pada terselenggaranya Proses Belajar Mengajar (PBM). Oleh karena itu sejumlah kemungkinan layanan bimbingan hanya beberapa saja yang benar-benar berkaitan secara langsung dengan PBM, tugas lainnya merupakan kompetnsi dari layanan khusus bimbingan dan pelayanan di sekolah.
Kegiatan bimbingan itu berjalan paralel dan berdampingan serta berurutan logis dengan kegiatan Evaluasi dan Pengajaran dalam kerangka suatu pola PBM yang lengkap.
Adapun beberapa Metode yang digunakan dalam bimbingan ini, antara lain:
a.    Observasi (pengamatan)
Yaitu teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku) anak di kelas. Karena sikapnya mengamati, maka alat yang cocok untuk teknik ini adalah Panca Indra penglihatan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.    Dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu.
2.    Direncanakan secara sistematis.
3.    Hasil yang dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan.
4.    perlu diperiksa ketelitiannya.
Seorang pendidik dalam memberikan  bimbingan dan konseling bisa dilakukan dengan cara mengajak siswa yang bodoh tersebut untuk diajak sharing empat mata, itu dilakukan oleh guru dengan siwa.
Misalnya:
-  pertemuan guru dengan murid (anak bodoh) secara langsung ditempat khusus, untuk membicarakan masalah yang dihadapinya dan memberikan penyuluhan serta bimbingan dan konseling untuk mengarahkan siswa agar mampu setara dengan teman-temannya.
-    pertemuan guru dengan teman-teman terdekatnya.
Kegiatan pertemuan seperti ini sangat penting karena memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut:Teknik yang tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi siswa. Dapat dilakukan kepada semua tingkat umur.
Layanan bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan anak yang ada hubungannya dengan faktor-faktor penyebab anak bermasalah (anak bodoh).
Layanan bimbingan lebih cenderung dari hati kehati, karena sifatnya individual tapi tidak menutup kemungkinan peran teman-teman sekelasnya menjadi motivasi bagi (anak bodoh) yang memiliki kelemahan atau ketidak mampuan dalam berpikir, menerima materi, stimulus atau rangsangan.
Layanan bimbingan bisa berupa tes tambahan untuk menambah materi dari semua materi pelajaran, juga perhatian dan kesempatan yang dibutuhkannya, dan memberikan sedikit pencerahan atau refresing biar tidak begitu tegang.
Dari bimbingan ini, kita dapat mengetahui anak atau karakteristik siswa yang termasuk (anak bodoh) anak yang memiliki kelemahan atau ketidak mampuan seperti halnya anak-anak normal lain pada umumnya dan karakteristik mereka setelah mendapat layanan bimbingan.
Adapun beberapa karakteristik anak bodoh, antara lain adalah dan setelah mendapat bimbingan:
1.   Intelegensinya dibawah rata-rata, setelah mendapat bimbingan ada peningkatan minimal termasuk rata-rata.
2.   Tidak menunjukan peningkatan prestasi, setelah mendapat layanan bimbingan ada peningkatan prestasi.
3.    Tidak aktif menjadi aktif.
4.    Yang tadinya suka tidur didalam kelas, jadi tidak lagi dan jarang karena aktif.
5.  Lebih cenderung menyendiri, cuek, pemalu, kini penuh dengan semangat pertemanan, ceria dan peka terhadap lingkungan.
6.   Berusaha untuk mengerjakan soal dengan menggunakan kemampuan sendiri tanpa mencontek pekerjaan teman, hanya bertanya tentang caranya saja.
7.   Menunjukan peningkatan dalam menerima materi, stimulus, rangsangan yang diberikan guru.
8.    Cara berpikirnya mengalami kemajuan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;